Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF UNTUK SEKOLAH DASAR


PEMILIHAN METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF UNTUK SEKOLAH DASAR

Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar
  1. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor alokasi waktu, dan fasilitas penunjang.
  2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pengajaran perlu adanya metode mengajar.
  3. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.
  4. Metode mengajar memiliki fungsi sentral dalam pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  5. Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah tujuan tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum.
  6. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembe-lajaran.

Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
  1. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses atau hasil kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  2. Penggunaan metode ceramah esensinya menyajikan bahan pelajaran secara lisan oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar dalam kemampuan menyimak, dan pemahaman terhadap informasi dari materi pelajaran yang disajikan.
  3. Penggunaan metode diskusi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui sesuatu problem yang harus diselesaikan secara bersama dibimbing oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar siswa dalam menjawab persoalan serta belajar secara kerja sama dan membuat suatu keputusan.
  4. Penggunaan metode simulasi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan mengiterpretasikan sesuatu kejadian.
  5. Penggunaan metode demonstrasi esensinya menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung pada objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan sesuatu proses. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui metode ini meliputi kemampuan bekerja dan berpikir secara sistematis, dan mengamati objek yang sebenarnya.
  6. Penggunaan metode eksperimen esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta mengamati sesuatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dalam membentuk pengalaman belajar siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi.

Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan Belajar
Beberapa butir penting yang telah Anda pahami dari kegiatan belajar tiga yaitu:
  1. Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.
  2. Kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, diantaranya:
    1. Sikap siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya
    2. Motivasi belajar, terutama motivasi intrinsik
    3. Konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar
    4. Kadar inteligensi yang dimiliki siswa
    5. Rasa percaya diri untuk belajar
  3. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapai tujuan belajar, diantaranya:
    1. Kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
    2. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran
    3. Lingkungan sosial siswa di sekolah
Faktor-Faktor Utama Terhadap Mutu Pendidikan Di Indonesia

Memperbaiki semua sekolah yang rusak dan ambruk supaya Standar Nasional yang lengkap dengan sarana/prasarana supaya aman, nyaman, dan kondusif untuk "semua pelajar" - "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll","Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak.

Mengimplementasikan PAKEM (Pembelajaran Aktif dan Kontekstual) di semua sekolah supaya standar pembelajaran kita sesuai dan kompetitif dengan negara lain. Kapan kita akan menghadapi isu-isu yang terbukti meningkatkan mutu pendidikan? Pendidikan Yang Terbaik Masih Adalah: Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM. ("Mampu" termasuk Kreatif)

Menggunakan "Appropriate Technology" yang sudah ada di semua sekolah, yang terbaik, terjangkau, dan sangat meningkatkan kreativitas siswa-siswi maupun kreativitas guru (seperti di negara maju). Dengan rasio: "Sekarang Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa". Jelas TIK (ICT) bukan solusinya, kan?

Meningkatkan Lapangan Kerja - Oleh lulusan yang Aktif (maupun Pro-Aktif), Kreatif, dan Mampu Berkontribusi Kepada Perkembangan Industri. Ini adalah isu yang sangat penting di Perguruan Tinggi juga di mana "60 Persen Lulusan PT Menganggur" dan dari 40% yang mendapat pekerjaan, berapa % mendapat pekerjaan yang memuaskan? 
Strategi Pembelajaran  Sekolah Dasar

Langkah Pertama  Lebih mengarahkan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Daripada menyampaikan informasi saja (suap-suapkan)lebih sering membagi tugas-nya ke pelajar-pelajar sendiri untuk membahas, meneliti, dan mencari informasi atau solusi-nya sendiri (problem solving).

Langkah KeduaMakin lama makin menggunakan lingungan sebagai sumber pembelajaran yang kontekstual. Mengarahkan pembelajaran dan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Lebih mengarah ke kemandirian dalam pembelajaran.

Langkah KetigaMakin lama makin menggunakan peraga yang ada, atau dibuat oleh guru, atau dibuat oleh pelajar-pelajar sendiri. Peraga maupun teknologi sederhana adalah sangat bermanfaat untuk menstimulasikan "Discovery Learning". Peraga sederhana dapat menstimulasikan Imaginasi, Diskusi, Keterampilan Negosiasi, dan Kreativitas.

Langkah Keempat Makin menghidupkan suasana kondusif belajar sambil meningkatkan penghargaian hasil karya pelajar. "Zaman Dinding Bersih" sudah lama ketinggalan zaman, sama dengan "Zaman Pelajar-Pelajar Duduk Manis". Sekarang kita menggunakan dinding dan langit-langit untuk memerkan hasil karya pelajar. Selain meningkatkan suasanya belajar ini juga menunjukkan kehormatan kepada hasil karya pelajar-pelajar kita. "Nothing Succeeds Like Success" dan kalau pelajar-pelajar kita merasa bahwa hasil karya mereka dihargai dapat sangat meningkatkan perasaan bahwa mereka sukses.

Langkah Kelima Makin lama makin meningkatkan pengetahuan dan pengertian mengenai Proses Pembelajaran-Aktif. Di atas ada dua File PDF yang anda dapat menggunakan untuk meningkatkan pengertian kegiatan pembelajaran-aktif dan mendalami pengetahuan mengnai proses Pembelajaran-Aktif dan Kontekstual. 

Alasan IPA masuk kurikulum Sekolah Dasar




KRITERIA IPA DI MI/SD HARUS MENYESUAIKAN DENGAN KARAKTERISTIK SISWANYA, SEHINGGA DAPAT DIJABARKAN BAHWA KARAKTERISTIK IPA UNTUK SISWA MI/SD SEBAGAI BERIKUT:

1. Dari pembahasan materinya IPA di MI/SD membahas tentang tema-tema materi yang bersifat global.

2. Materi pada siswa kelas rendah mengenalkan tentang ruang lingkup siswa atau tentang kehidupan sehari-hari.

3. Materinya masih menyinggung dari alam yang ada di sekitar.

4. Sebagian besar pembelajaran di MI/SD masih menggunakan objek-objek yang ada dilingkungan sekitar, karena dengan hal itu siswa dapat memahami secara langsung mengenai pelajaran yang diajarkan serta berkenaan dengan memori anak yang masih sangat kuat.

5. Materi yang diajarkan banyak bersinggungan dengan hal-hal yang konkrit, karena siswa belum dapat berfikir abstrak (siswa kelas rendah).

6. Untuk kelas rendah masih banyak menggunakan media bergambar, karena pada tahap usia mereka masih gemar dengan gambar-gambar.

7. Materi IPA di MI/SD bersifat sederhana.

8. Dalam pembelajaran IPA di MI/SD siswa dilibatkan secara aktif karena pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya.

9. Pembelajaran IPA di MI/SD bersifat aktif yang melibatkan siswa secara lansung, baik fisik, mental maupun emosi.

10. Pembelajaran pendidikan IPA di MI/SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.

Alasan IPA dimasukkan dalam Kurikulum
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah.
Usman Samatowa (2006) mengemukakan empat Alasan sains dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu:

1. Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

3. Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4. Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Pelajaran Sekolah Dasar


BAHASA INDONESIA
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang paling mudah , tetapi kalau tidak bervariasi / kurang menarik pengajarannya maka akan menimbulkan kebosanan.
Tips yang terbaik untuk mengajar dan belajar Bahasa Indonesia yang baik , mudah dan menarik , sebagai berikut :

  • Melalui percakapan, puisi, drama, berpantun, bercerita, berpidato, dan membaca, untuk menampilkan anak - anak. Guru harus benar - benar sudah mempersiapkan pokok bahasan yang akan diajarkan berupa naskah. Selanjutnya mengadakan latihan - latihan yang sudah dilakukan oleh anak - anak . Bilamana perlu, bisa ditampilkan melalaui kegiatan panggung yang diselenggarakan di sekolah atau dilombakan. Dengan cara tersebut di atas disamping mendidik anak - anak untuk berani tampil sekaligus menjadikan anak tersebut lebih percaya diri.
  • Pengajaran Bahasa Indonesia di kelas I dan II ditekankan pada bentuk tulisan, membaca, dan pemahaman tiap kata . Kalau siswa sudah mampu menguasai perbendaharaan kata yang banyak dan sudah bisa membuat kalimat sendiri maka siswa tersebut baru bisa membuat karangan singkat dari buku yang pernah mereka baca.
  • Tulisan siswa Kelas I dan II masih cenderung kurang bagus, guru harus bisa melatih siswa untuk menulis tegak bersambung yang baik dan benar. Bila tulisan anak sudah cukup baik dan benar maka dengan mudah guru mengajak siswa untuk belajar Bahasa Indonesia
  • Metode permainan , seperti : teka teki silang dan kata berkait
  • Mengadakan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah , siswa dapat membaca dan meminjam buku - buku yang bermanfaat sekaligus menambah pengetahuan mereka


ILMU PENGETAHUAN ALAM
Mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sangat menyenangkan , karena selain belajar menambah pengetahuan , kita juga dapat mengetahui keadaan alam sekitar , tumbuhan , mengenal poster tubuh hewan dan manusia bahkan mempelajari keadaan ruang angkasa. Untuk mempelajari IPA yang menyenangkan bisa mengajak anak-anak ke Planetarium , Kebun Raya Purwodadi , Kebun Binatang Surabaya dan Kapal selam .

Kiat - kiat supaya berhasil di dalam belajar IPA di sekolah adalah sebagai berikut: 
  • Penggunaan alat peraga.
  • Kegiatan Praktikum di ruang laboratorium.
  • Memilih jenis Praktikum yang mudah ,aman, menarik dari bahan yang mudah di dapat dan bekerja bersama di dalam kelompok - kelompok kecil.
  • Pemanfaatan OHP di dalam Kelas maupun di Ruang Laboratorium.
  • Pembuatan Herbarium dan Insektarium.
  • Membuat suasana/kondisi belajar yang menyenangkan , namun tetap pada tujuan pembelajaran.
  • Memberikan catatan tidak terlalu banyak , yang penting - penting saja dan tidak terdapat di dalam buku siswa atau hal baru dalam ilmu pengetahuan.
  • Memberikan latihan - latihan yang langsung bisa dievaluasi di elas setelah menerima penjelasan dan umpan dari guru.
  • Menggunakan CD ROM, VCD tentang Pengetahuan Alam yang sudah disediakan sekolah.
  • Sering mencari pengetahuan baru di perpustakaan , anak disurh bercerita atau membuat rangkuman secara singkat.
  • Memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah misalnya : taman sekolah/halaman dan kolam ikan.
  • Pekerjaan rumah diberikan sebagai latihan soal - soal untuk memacu siswa belajar IPA.


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Untuk mempermudah pengajaran IPS dan Sejarah sekaligus dapat menyenangkan siswa , maka sebagai guru harus mempunyai trik - trik mengajar , antara lain :
  • Untuk membentuk pemahaman yang mendalam tentang belajar IPS sebaiknya bisa dilakukan melalui permainan " Around The Word " khususnya untuk mengajarkan PETA INDONESIA di Kelas IV dan V sedangkan PETA DUNIA di Kelas VI.
  • Kegiatan Outing Program /Out door misalnya : Kunjungan ke Museum , Tugu Pahlawan, atau tempat - tempat bersejarah lainnya.
  • Pengajaran Sosio Drama dalam pengajaran sejarah , sangat membantu anak untuk lebih mudah menghafalkan nama - nama pahlawan , karena anak secara langsung terlibat didalamnya dan berperan sebagai pahlawan tersebut.
  • Melalui Cerdas Cermat akan melatih siswa belajar :
    1. mengenal negara maupun kota - kota di dunia.
    2. mengetahui ibu kotanya
    3. mengenal kebudayaan tiap kota atau negara
    4. mengetahui hasil terkenal di tiap daerah/negara.
  • Kata Berkait dalam pelajaran IPS / Sejarah juga sangat menarik bila dilakukan dalam pengajaran di kelas , sambil bermain sekaligus belajar ,misalnya : Untuk menghafal ibukota / provinsi di Indonesia.

    Apabila hal tersebut di atas dipelajari secara rutin maka anak tersebut mempunyai pengetahuan tentang IPS / Sejarah secara luas.


MATEMATIKA
Mata pelajaran metematika sebenarnya merupakan salah satu materi pelajaran yang menyenangkan, jika kita pandai dalam mata pelajaran matematika berarti kita sudah terlatih untuk teliti, berpikir kritis dan praktis, tetapi sayang banyak siswa yang merasa bahwa pelajaran Matematika identik dengan mata pelajaran yang paling sulit dan menegangkan , sehingga kurang diminati oleh siswa. Guru selalu berupaya untuk mencari cara yang termudah untuk memahami rumus - rumus pengerjaan mata pelajaran Matematika .

Kiat-kiat khusus untuk mempermudah belajar MATEMATIKA :
  1. Pemahaman rumus matematika dengan permainan.
  2. Penggunaan alat peraga.
  3. Penjumlahan , Pengurangan , Perkalian dan Pembagian harus dipahami benar , terutama dalam soal-soal yang bervariasi di dalam soal cerita.
  4. Sering mengadakan diskusi / kerja sama untuk menentukan tahap-tahap penyelesaian soal - soal secara cepat , tepat dan mudah dipahami.
  5. Memperkenalkan berbagai macam bentuk bangun geomitri melalui papan berpaku ,sekaligus belajar mempelajari cara mencari Luas dan Volume bangun, mengukur panjang, pendek, berat suatu benda. Siswa dibiasakan untuk bisa menggambar sendiri bentuk bangun - bangun tersebut dan mencoba mengukuratau menimbang berat benda. Mencari Sumbu simetri lipat.
  6. Fasilitas ruang kelas juga bisa digunakan sebagai alat peraga yang efisien misalnya : belajar pengubinan.
  7. Untuk mengenal pelajaran pembelian , penjualan , laba dan rugi ,sebaiknya melalui kegiatan membuka" Pasar sederhana " di kelas . Siswa dianjurkan membawa uang logam maupun uang kertas , dalam kegiatan tersebut selain kita mengajarkan matematika materi " Uang" sekaligus mengajak siswa belajar sambil bermain, anak terpacu untuk melakukan jual beli. Disamping itu mereka tahu persis berapa nilai nominal masing - masing uang ,sehingga siswa tidak merasa sulit belajar matematika tetapi justru menyenangkan.
  8. Pelajaran Matematika bisa diajarkan melalui permainan :
    • Rumah penjumlahan untuk Kelas I dan II
    • Rumah Perkalian untuk Kelas III s.d VI.
    • Teka teki Silang Matematika
    • Cerdas Cermat
  9. Materi Matematika dapat disampaikan melalui Bhs Indonesia maupun Berbahasa Inggris.
  10. Kunci keberhasilan belajar Matematika :
    • Rajin berlatih mengerjakan soal.
    • Sesering mungkin diadakan mencongak ( menjawab secara cepat dan tepat dalam waktu singkat )
    • Memberi kesempatan untuk mengikuti lomba Matematika baik diadakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
    • Melalui Mental Aritmetika juga bagus karena melatih berpikir secara cepat dan tepat.




Pentingnya Materi Penataan Ruang dalam Kurikulum Sekolah Dasar



Pembinaan penataan ruang kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan masyarakat merupakan amanat Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Terkait upaya pembinaan penataan ruang kepada generasi muda (pelajar-red) sejak dini, pentingnya memasukkan materi penataan ruang dalam kurikulum Sekolah Dasar. Tenaga Ahli Ditjen Penataan Ruang Nana Rukmana menyampaikan hal tersebut dalam Focus Group Discussion Penyusunan Konsep Muatan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang dalam Kurikulum Sekolah Dasar di Jakarta.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menghimpun saran dan masukan atas pemahaman awal dan harapan mengenai bentuk pembinaan pada masyarakat dalam penataan ruang khususnya siswa sekolah dasar, masukan tentang praktek pelaksanaan kurikulum, isu-isu terkait dan penerapannya, hingga metode pembelajaran, fasilitas, dan kerjasama dengan sekolah dan lembaga lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, beberapa perwakilan dari para pengajar SD menyampaikan urgensi materi penataan ruang dalam kurikulum sekolah. Namun, mereka juga mempertanyakan apakah materi bidang penataan ruang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau terintegrasi dengan mata pelajaran yang sudah ada. Selain itu, perlu diperhatikan juga kesiapan para pengajar/guru dalam menyampaikan materi terkait penataan ruang kepada para siswa.
Guru Besar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung Djoko Sujarto menyampaikan bahwa pada intinya tata ruang merupakan manifestasi dari proses keterkaitan keruangan sosial, budaya, ekonomi sebagai suatu kesatuan multidimensional. Oleh karena itu, pemahaman keterkaitatan tersebut perlu ditanamkan sejak dini kepada para pelajar agar permasalahan bidang penataan ruang dapat diminimalkan.
Kebutuhan penyusunan konsep muatan perundan-undangan penataan ruang dalam kurikulum sekolah dasar dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan penataan ruang, terbatasnya media sosialisasi aspek lingkungan dan penataan ruang yang dapat menyentuh masyarakat, dan terbatasnya muatan terkait penyelenggaraan penataan ruang dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah.
Kegiatan ini dihadiri oleh dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, perwakilan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perwakilan dari SD Bandung dan Jakarta, serta para pejabat di lingkungan Ditjen Penataan Ruang.